Dalam sebuah wawancara ekslusif dengan National Geographic Channel (NGC), seperti dikutip Reuters, Bush menjelaskan mengenai reaksinya saat seorang ajudan memberitahunya, saat itu pesawat kedua sudah menabrak salah satu menara kembar World Trade Center, New York dalam serangan 11 September 2001. Ketika itu Bush sedang berada dalam kunjungan ke sekolah Florida dan ada beberapa rakyat yang merekam kunjungannya itu. Hal ini mengakibatkan cuplikan video reaksi Bush beredar luas di Youtube dan menjadi bahan ejekan karena Bush hanya menampilkan ekspresi kosong, tapi inilah penjelasannya menjelang peringatan ke-10 tahun setelah penyerangan itu.
“Reaksi pertama saya, amarah. Siapa yang melakukan ini terhadap Amerika? Saya langsung fokus ke anak-anak dan memperhatikan betapa berlawanannya serangan itu dengan keluguan anak-anak,” cerita Bush. Presiden Amerika Serikat ke-43 itu sadar, banyak orang memperhatikan ekspresinya saat diberitahu mengenai serangan itu. Maka ia memutuskan tak melompat dan meninggalkan kelas. “Saya tidak ingin membuat anak-anak resah. Saya ingin menampilkan rasa tenang.”
“Saya sudah mengalami banyak krisis, sehingga tahu bahwa hal pertama yang harus dilakukan seorang pemimpin (saat krisis) adalah tenang,” imbuhnya. Wawancara yang dilakukan untuk sebuah program bertajuk ‘Remembering 9/11’ ini akan ditayangkan secara lengkap pada akhir Agustus nanti. NGC mengatakan Bush memberikan detil-detil intim mengenai perasaan dan apa yang ada di benaknya dengan cara yang belum pernah ia lakukan.
“Apa yang Anda dengar adalah kisah personal seorang pria yang menjadi presiden kita. Sungguh terasa kuat saat ia memaparkan bagaimana mengatasi amarah dan frustasi itu, serta menggabungkannya dengan mandat sebagai seorang presiden,” ujar produser eksekutif dan sutradara NGC Peter Schnall. Selian program dengan Bush ini, NGC juga akan menyambut peringatan ke-10 dengan dokumenter perang AS melawan teror dan kisah-kisah orang biasa pada 11 September 2001 bertajuk “Where Were You?”
Terorisme, siapapun pelakunya, membawa dampak yang begitu merusak bagi orang-orang yang terkena imbasnya ataupun orang-orang yang terlibat di dalamnya. Sampai 10 tahun kemudian, rasa pedih dan kehilangan tetap dirasakan oleh orang-orang yang kehilangan orang-orang yang mereka kasihi. Tragedi ini mengingatkan setiap dari kita, hiduplah dalam damai dengan sesama, meski mereka yang berbeda keyakinan dengan kita sekalipun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar