Laman

Renungan

Rindu mendapatkan renungan setiap hari!
ataupun artikel serta tips2 kesehatan!!
Silakan kunjungi :
Semoga terbekati Lewat Blog ini!
God Bless You Friends

Sabtu, 30 Juli 2011

Demi Kokain, Aku Rela Menjual Diriku

“Masa kecil saya sejauh yang saya ingat, dianiaya. Jika saya dapat menyimpulkan dalam satu kalimat, dianiaya secara mental, emosional, rohani, psikologis dan seksual” ujar Anneshia membuka kesaksiannya.
Anneshia Freeman memiliki ayah yang tidak berfungsi dan seorang ibu dengan sakit paranoid schizoprenia.
“Saya mulai mengembangkan sistem kepercayaan bahwa dibandingkan dengan orang lain, ada yang salah dengan saya”
Karena sakit mentalnya, ibu dari Anneshia memaksa anak-anaknya untuk membaca alkitab dan ditutup dengan berlutut berdoa berjam-jam.
“Saya memiliki hubungan yang personal dengan Tuhan, tapi itu telah dibuat menyimpang. Saya telah menerima Tuhan dalam hati saya saat saya berusia 7 atau 8 tahun. Saya beritahu mama saya dan saya begitu senang, tapi ibu saya. Ia adalah seorang agamawi yang fanatik dan ia memberlakukan sebuah konsep legalistik tentang Tuhan. Ia membuatnya menjadi sebuah hubungan yang bersyarat dan saya harus menjadi seorang yang sempurna. Bagitu saya menjadi dewasa, saya berpikir, kenapa harus bahkan mencoba?”
Saat Anneshia SMA, ia mencoba mencari penghiburan dengan obat-obatan dan alkohol. Nilai-nilainya turun, dan saat ia mencari jalan untuk membayar kecanduannya.
“Ketika saya berusia 13, saya seperti berumur 21 atau 22 tahun. Saya menyamar menyerupai seperti wanita dewasa. Saya saat itu tidak berpikir saya melacurkan diri saya tidak berpikir seperti itu, tapi ya itulah. Saya menukarkan seks untuk obat-obatan dan alkohol,”
Anneshia lari dari rumah begitu ia lulus dari SMA. “Saya tinggal di Chicago ketika kecanduan saya meningkats. Saya menggunakan mariyuana, minum alkohol, dan sesekali menghisap kokain.”
“Saya tidak membayar tagihan-tagihan saya. Semua uang saya mulai digunakan untuk membeli kokain. Kecanduan saya begitu hebat dan saya pulang ke Detroit dan itulah saat saya diperkenalkan dengan “crack cocaine subculture”. Saya mulai berkeliaran di rumah-rumah tempat ngobat.”
Ia tinggal di jalanan selama 12 tahun, menjadi korban pemukulan dan pemerkosaan. “Saya bisa menjadi setan. Saya bertemu dengan setan di sana. Saya tahu setan itu ada, tapi dalam asap narkotika. Saya melihat setan dalam terang yang benar-benar berbeda”
“Ada beberapa kali saya ditodong senjata di kepala saya, benar-benar pistol di kepala saya dari seseorang yang tangannya di leher saya mencekik saya. Itu sejalan dengan pelacuran dan hidup bersama di rumah-rumah ngobat, dan berhutang uang obat bius pada pria-pria”
“Oh saya sadar akan dosa. Saya tahu hal-hal yang saya lakukan adalah hal-hal yang dibenci Tuhan. Tapi saya harus dapatkan obat-obatan itu”
Anneshia tidak lagi dapat menguasai hidupnya yang telah kecanduan. Ia pergi ke luar ke perhentian bis terdekat.
“Tapi saya tidak memiliki rencana untuk naik bis. Saya mau bunuh diri dan menghitung waktu yang tepat untuk melompat ke jalan. Dan, seorang pria berjalan di belakang saya dan berhenti dan bicara, itu membuat saya berbalik dan melihat kepadanya. Ia berkata, “jangan kamu berani lakukan hal itu!” Ia berkata, “jangan pernah menyerah”. Saya percaya pria itu adalah malaikat. Saya tidak tahu mungkin ia seseorang yang dipakai tepat waktu itu sebab saya sudah siap untuk pergi”
“Wow..kamu maksud ada Tuhan yang peduli apakah ia PSK atau bukan, pecandu narkotik yang siap mencabut nyawanya.”
Tidak lama setelah hari di perhentian bus itu, Anneshia membuat keputusan untuk minta Tuhan mengubah kehidupannya.
“Saya sedang berjalan dari motel tempat “ngobat” dan saya dengar Tuhan berbicara di dalam roh saya, itu bukan suara yang terdengar. Tapi di dalam roh saya, saya mendengar Tuhan berkata, “Pilih hari ini kepada siapa kamu yang melayani”. Itu bukan hanya Tuhan menunjukkan pribadi-Nya kepada saya, tapi ia telah menunjukkan kepada saya, kerajaan setan diputuskan dan ditelanjangi.”
“Saya tahu saat itu di dalam roh saya jika saya tidak pergi di saat itu. Itu tanggal 7 Agustus 2000 dan saya tidak menggunakan obat yang lain, semacam obat yang membuat suasana hati berubah termasuk alkohol. Saya tidak pernah pakai apapun juga sejak hari itu”
Anneshia mulai pergi ke gereja dan menyelesaikan beberapa program tentang kecanduan. “Salib sungguh berarti bagi saya. Salib berarti saya memiliki jalan masuk sekarang. Ia mengatakan, “Aku mengasihimu walaupun engkau berdosa. AKU tidak mengasihi dosa-dosamu, tetapi aku mengasihimu. Dan ia menyelamatkan saya.
Selama 10 tahun terakhir, Anneshia menyelesaikan 3 gelar, termasuk MBA. Hari ini, ia adalah seorang konselor orang-orang kecanduan yang bersertifikat dan telah membuat sebuah program untuk sebuah kota untuk menolong para PSK keluar dari jalanan.
“Saya mau katakan bahwa jika kamu pikir kamu telah terlalu jauh, itu adalah sebuah kebohongan dari lubang neraka. Tidak peduli apa yang telah kau lakukan, Tuhan dapat memutarbalikkan hidupmu. Dan Ia bukan cuma memutar sedikit saja, Ia dapat memutar balik sampai engkau bahkan tidak dapat mengenali kehidupanmu sama sekali,” kata Anneshia menutup kesaksiannya.
Sumber Kesaksian:
Anneshia Freeman

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

(^_^)