Mazmur 133:1
Nyanyian ziarah Daud. Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun!
Bacaan Alkitab Setahun: Amsal 30; Kolose 3; 2 Tawarikh 16-17
Alkisah ada tiga pengembara, yang dalam perjalanannya singgah di se buah kota. Warga kota itu tak pernah ber gem bira, sebab mereka hidup dengan sa ngat mementingkan diri sendiri. Mereka me ngerjakan segala sesuatu sendiri dan un tuk dirinya sendiri. Selain itu, mereka su ka mencurigai semua orang. Termasuk kepa da tiga pengembara kela paran yang duduk di tengah alun-alun kota mereka.
Tiga pengembara itu mem buat api la lu merebus sebuah batu. “Apa yang kau buat?” tanya seorang anak yang lewat. “Kami membuat sup batu yang sangat enak,” kata si pengembara, “tetapi akan ja uh lebih enak jika ditambah se siung kecil bawang,” lanjutnya. Anak itu pun berlari dan mengambilkan bawang. Orang-orang kota itu mulai penasaran. Mereka mengintip dan menengok satu per satu. “Sup ini akan jauh lebih enak jika ditambah wortel dan tomat. Seiris kecil daging juga membuat rasanya jauh lebih baik.” Didorong oleh rasa ingin tahu yang kuat, mereka membawakan satu per satu bahan yang disebut para pengembara. Alhasil, jadilah sup yang enak (tentu setelah ba tunya dibuang) dan penduduk kota ikut menik matinya. Untuk pertama kalinya penduduk kota itu meniadakan rasa curiga dan mengalami indahnya hidup berbagi dalam kebersamaan.
Pemazmur menyebutkan betapa baiknya apabila kita hidup ber sa ma dengan rukun. Tidak cuma berarti tinggal bersama-sama, teta pi saling menerima dan saling berbagi dalam kasih. Hidup rukun tan pa prasangka, yang menghalangi interaksi dengan sesama. Hi dup harmonis ini bukan saja menda tang kan kebahagiaan bagi kita, melainkan juga bagi Allah. Seperti kata pemazmur, “… sebab ke sa na lah Tuhan memerintahkan berkat ...” (G. Sicillia Leiwakabessy/RenunganHarian.net)
Tidak ada sesuatu yang baik yang bisa Anda dapatkan dari kecurigaan. Kasihilah sesama dengan tulus dan tunjukkanlah kemurahan hati Anda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar