Pada tanggal 2 Februari 2008, Duane Andrews sedang beristirahat di rumah saat dia tiba-tiba merasakan kejang perut yang sangat hebat.
“Sangat sakit sekali, hingga pada tahap saya berteriak kepada Sharon yang berada di atas dan berkata, ‘kita harus pergi ke ruang gawat darurat. Sesuatu yang benar-benar serius sedang terjadi,’ ungkap Duane Andrews membuka kesaksiannya.
“Saya mengantarkannya ke rumah sakit, mereka segera menanganinya, dan dalam 30 menit, mereka menganalisanya mengalami serangan pankreat yang akut,“ ujar Sharon Andrews yang turut menyaksikan perbuatan Allah dalam kehidupan suaminya tersebut.
Duane dan Sharon berpikir bahwa mereka akan segera kembali ke rumah dalam beberapa hari. Akan tetapi selama lima hari berada di dalam rumah sakit, sebuah team respon yang cepat masuk ke kamar Duane.
“Tiba-tiba mereka berkata, ‘Anda harus segera berangkat, Anda harus segera berangkat’; Respon cepat, respon cepat. Saya pun merasa sangat bingung. Ada apa dengannya?’”
“Hal terakhir yang saya ingat adalah mereka berkata, ‘Kamu harus menghirup tabung ini. Tepat saat mereka memberikan obat-obatan itu pada saya, itulah hal terakhir yang saya ingat”
Duane mengalami sindrome pernafasan akut, pada stadium yang tinggi. Paru-parunya rusak karena adanya pembekuan darah. Dia telah berhenti meresponi perawatan dan semua organ dalam tubuhnya mulai rusak. Duane mengalami koma selama satu setengah bulan.
“Dokter berkata bahwa hanya ada 0% kesempatan untuk bertahan hidup mengingat kenyataan bahwa jantungnya rusak, paru-parunya rusak, ginjalnya rusak dan pankreasnya juga rusak. Dan mereka mulai mengucapkan kata-kata dukacita pada saya dan berkata, ‘kamu harus siap-siap untuk hal ini’”
Akan tetapi, dengan segala laporan yang menyeramkan itu, Sharon merasa terdesak untuk berdoa bagi Duane dan percaya pada Tuhan akan sebuah kesembuhan yang total.
“Saya merasa sepertinya tugas saya adalah memimpin sebuah rapat besar dan itulah yang saya lakukan”
“Doa sangat membantu iman saya untuk berpikir, ‘Saya tidak perlu duduk dan menangisinya, saya harus berdoa baginya’. Namun saya tahu banyak orang berdoa buat saya, sebab sepanjang waktu ini saya merasakan kedamaian, yang melebihi segala pengertian”
Sharon juga membacakan Firman Tuhan di Alkitab pada Duane selama dia koma.
“Saya menerima setumpukan besar kartu-kartu dan surat-surat dan saya membacakan Firman Tuhan kepadanya, dan saya percaya bahwa rohnya menerimanya. Itu sangat menguatkan iman saya karena begitu mudahnya untuk mendengarkan segala sesuatu. Setiap dokter ketika itu memberitahu bahwa ‘Dia Akan segera meninggal, kamu harus siap untuk ini’. Semua perawat pun mengatakan hal yang sama kepada saya. Sangat sulit untuk tetap bergantung pada janji-janji Tuhan”
Akan tetapi, pada 16 Februari, Dokter memberitahu Sharon agar menelepon anggota-anggota keluarga lainnya. Mereka yakin sekali Duani tidak akan bertahan melewati malam itu.
“Saya pun mulai mendengar apa yang dikatakan oleh orang-orang dan saya menangis. Saya pun mulai kacau. Saya mulai melorot jatuh ke lantai dan tiba-tiba beberapa orang teman keluar dari lift dan mereka berlutut di samping saya dan mereka mulai berdoa bersama saya. Lalu pendeta kami mulai datang dan berkata, ‘Sharon, ini bukan saatnya untuk menanginisi, ini saatnya untuk percaya. Dan jadilah, semua orang berdatangan. Semua jemaat gereja kami datang dan kami berdoa sekitar 3 jam atau lebih. Berdoa dan menyanyikan pujian kepada Tuhan. Dan saya merasa seperti Tuhan berkata, ‘Itulah yang AKU tunggu-tunggu. Sekarang, mari kita lihat apa yang bisa AKU lakukan”
Dokter tercengang saat Duane selamat pada malam itu dan kondisinya stabil. Tanggal 23 Februari, Sharon melihat sebuah mujizat lain.
“Kami tidak melihat tanda apa-apa darinya. Saya ada di ruangannya, berdoa ayat-ayat Firman Tuhan atasnya dengan seorang teman. Dan saya berkata, ‘Saya melihat mulutnya bergerak!’ Dan saat perawat datang melihat Duane dan ia katakan, ‘Jika kamu dapat mendengar saya, buka mulut kamu!’ Dan ia membuka mulutnya. Lalu ia berkata lagi, ‘Sekarang tutup mulutmu!’ dan ia pun menutup mulutnya.”
“Saya katakan pada perawat yang memeriksa suami saya, ‘Apakah saya bisa bicara dengannya?’ Ia pun menjawab, ‘Ya, bicaralah. Saya pikir ia bisa mendengarkanmu’
“Lalu Sharon datang kepada saya dan berkata bahwa banyak orang berdoa untuk saya, bahwa Tuhan akan menyembuhkan saya, dan bahwa dia mengasihi saya. Itulah yang pertama kali saya ingat setelah 1 ½ bulan koma,”
Duane sadar dari komanya tanggal 15 Maret dan berangsur-angsur kekuatannya pulih. Tapi, Duane masih harus melewati rintangan-rintangan yang besar.
“Mereka berkata bahwa jika ia sadar dari koma, kehidupannya akan sangat suram. Mereka berkata, ia harus ditransplatasi jantung, ia harus cuci darah seumur hidup, ia juga akan menderita diabetes, ia akan memerlukan insulin”
Tubuh Duane yang kuat kini menjadi lemah. Ia perlu belajar kembali bagaimana untuk menelan, makan dan berjalan.
“Saya memohon kepada Tuhan untuk membangkitkan saya dari tempat tidur. Jika Engkau mau, saya akan memberikan kepada-Mu segala kemuliaan. Saya akan beritahukan kepada siapapun yang saya kenal tentang apa yang Engkau lakukan”
Kurang dari satu bulan kemudian, Duane kembali bekerja dan ia disembuhkan secara sempurna. Saat ini ia menjalani gaya hidup yang aktif dimana Dokter berkata sebelumnya bahwa hal itu mustahil. Dokternya menuliskan,
“Saya mengatakan bahwa proses pemulihan ini tentu saja tidak normal atau terduga, saya belum pernah menyaksikan siapapun yang separah Bapak Andrews yang berhasil sembuh dengan total”
“Tuhan memulihkan segalanya secara total! Ia memulihkan pankreas saya, hati saya, ginjal saya, Jantung saya bahkan kembali sama seperti sebelum hal ini terjadi. Paru-paru saya sempurna. Tidak ada yang salah lagi dengan saya sama sekali. Tuhan memulihkan saya secara sempurna,”
“Saya katakan pada orang apa yang pendeta saya katakan kepada saya, ‘Ini bukan saatnya untuk menanginisi, tapi ini saatnya untuk percaya’. Saat sesuatu yang paling suram terjadi, justru Tuhan mau masuk, sebab saat itulah DIA mau memperoleh segala kemuliaa”
“Saya masih hidup disini, meski menurut semua standar medikal itu tidak mungkin. Ini adalah sebuah kesaksian bagi umat Tuhan, inilah alasan mengapa saya disini. Oleh karena kekuatan dari sebuah doa,” demikian Duane menutup kesaksiannya.
Sumber Kesaksian:Duane Andrews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar