Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa… (1Timotius 6:9)

Ujung-ujungnya, apa yang dianggap kebebasan finansial justru menjadi perbudakan finansial. Kita mengejar uang sedemikian rupa agar kondisi keuangan kita benar-benar mapan untuk mencukupi gaya hidup yang kita inginkan. Padahal faktanya, memburu uang tidak akan pernah ada habisnya. Justru, ketika semakin bernafsu kita memburu uang, maka uang akan semakin menjerat kita. Memang benar kita akan memiliki uang yang banyak, tapi biasanya gaya hidup yang kita inginkan akan semakin meningkat lagi dan membutuhkan uang yang lebih banyak lagi. Pengejaran yang tidak ada habisnya. Itulah bahaya yang saya sebut dengan perbudakan finansial!
Kebebasan finansial menurut pemahaman saya justru bukan didasarkan seberapa banyak uang kita miliki dan seperti apa gaya hidup yang kita inginkan, melainkan seberapa bebas kita dari cinta akan uang. Barangkali keuangan kita termasuk dalam kategori standar atau cukup saja, tapi jika kita mampu mengelola keuangan kita dengan bijak dan tidak diperbudak uang, maka kita sebenarnya sudah mengalami apa yang disebut kebebasan finansial. Apa gunanya kita memiliki kekayaan yang sedemikian banyak, tapi kita tidak pernah puas dan haus terus akan uang demi mengejar suatu kondisi yang disebut dengan kebebasan finansial, sementara kita tidak sadar bahwa kita semakin terjebak dan terikat dengan uang itu sendiri? Sebagai orang percaya hendaknya kita melihat kebebasan finansial dengan perspektif berbeda, dengan kaca mata Firman Tuhan tentunya.
Apakah bisa disebut kebebasan finansial jika kita semakin haus dan cinta akan uang?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar