Ibu Yanti memiliki seorang suami yang mengalami sakit stroke yang sudah terjadi selama dua tahun. Ia sendiri ternyata mengidap suatu penyakit yang belum ia ketahui.
Benjolan pada tubuh Ibu Yanti yang selama ini ia tidak risaukan, ternyata bukan benjolan biasa.
"Ketika di kamar mandi saya melihat ada suatu benjolan. Benjolan itu seperti tahi lalat, dan tahi lalat itu semakin lama semakin besar. Dan semakin lama benjolan itu semakin merah, dan semakin menarik kulit saya. Ternyata itu bukan tahi lalat biasa. Maka saya mengajak suami saya untuk pergi periksa ke dokter," ujar Ibu Yanti.
Dan dokter mengatakan bahwa pemeriksaan harus di-USG, harus di-mamografi, dan harus di-rontgen. Dan dari ketiga pemeriksaan tersebut, dokter mengatakan bahwa ia harus di-operasi. Ternyata dokter mengatakan bahwa ini adalah suatu penyakit ganas. Dan dari operasi tersebut, sepuluh kelenjar dari ibu Yanti diambil termasuk payudaranya dibuang.
"Selanjutnya dokter mengatakan bahwa saya harus di-patologi, katanya ini kanker. Yang sudah mencapai stadium 3B," Ibu Yanti menjelaskan.
Setelah itu Ibu Yanti pun harus di-kemo. Ibu Yanti pun di-kemo enam kali. Proses kemo itu membuat IbuYanti merasakan sakit sampai terus-terusan muntah.
"Setelah ibu saya dioperasi, ia mengalami luka eksternal. Setiap hari saya harus membantu menggantikan perbannya. Ibu saya berserah penuh, kita segenap keluarga juga berserah penuh. Kita hanya bilang, ‘Tuhan, kehendak-Mu yang jadi. Bukan kehendak kami.'," ujar Alvi Radjagukguk, putra dari Ibu Yanti.
Akibat dari proses perawatan kesehatannya, rambut dari Ibu Yanti mengalami kerontokan hingga nyaris botak.
Selain itu, di tengah sakit yang dideritanya, Ibu Yanti harus merawat suaminya yang terkena sakit stroke.
"Ketika ia tahu saya sakit kanker, itu yang membuat dia tambah stress. Tapi saya tetap menjalani tanggung-jawab saya sebagai seorang istri. Sambil mengurus suami, saya bilang kepada Tuhan bahwa saya menginginkan ia sembuh. Saya bilang kepada Tuhan, saya tidak siap jadi janda. Sedangkan saya masih sakit, suami saya semakin down, Tuhan..." lirih Ibu Yanti menceritakan keinginan hatinya akan keadaan keluarganya.
Suatu hari sepulang Ibu Yanti dari dokter, Ibu Yanti memberi tahu kepada suaminya bahwa ia sudah pulang dari dokter. Disitu suaminya menangis, seperempat jam kemudian reaksi penyakit suaminya semakin parah, dan mereka pun segera membawanya ke rumah sakit. Setiba di rumah sakit, suaminya pun segera ditangani dokter. Upaya pun dilakukan, tetapi dokter menyatakan bahwa sudah tidak ada harapan lagi...
Meninggalnya sang suami membuat Ibu Yanti merasa kehilangan dan kesepian.
Terkadang selepas kematian suaminya, Ibu Yanti terlupa bahwa suaminya sudah meninggal. Terkadang ketika ia pulang ke rumah, ia tetap langsung bertanya pada suster, "Bapak sudah dikasih makan?" Ia masih merindukan suaminya...
Ia menangis pada Tuhan, "Tuhan, saya kesepian... Tidak ada lagi suamiku... Aku sendirian, Tuhan... Aku tidak sanggup..."
Menurutnya, sudah jatuh tertimpa tangga pula. Sudah sakit, meninggal pula suaminya. Meskipun begitu, Ibu Yanti tahu apa yang Tuhan katakan dalam Firman-Nya, "Aku tidak akan pernah meninggalkan engkau. Jangan engkau takut, jangan engkau bimbang. Aku adalah Tuhan-mu."
Doa dan pengharapan membuat Ibu Yanti semakin yakin bahwa ia bisa sembuh dari penyakit kanker.
"Saya tahu bahwa suami saya sudah dipanggil Tuhan, tetapi saya yakin saya pasti disembuhkan, dan saya sembuh secara total! Setelah 14 bulan saya kembali ke dokter, melihat hasil mammografi, hasil USG, hasil rontgen, dokter katakan... "Bu, tidak ada lagi kankernya. Zero! Sama sekali tak ada!" Perasaan saya senang sekali, saya sukacita sekali. Di depan dokter itu saya loncat!" kisah Ibu Yantiketika mendengar konfirmasi kesembuhannya dari dokter.
Ibu Yanti mengatakan dengan bahagia, "Terima kasih Tuhan, Engkau selama-lamanya Tuhan Yesus Penyembuh!"
Bagi putranya, Alvi Radjagukguk, ibunya sangat tegar menghadapi semua ini. "Yang menurut saya jika saya ada di posisi ibu saya, belum tentu saya sekuat dia. Tuhan adalah Tuhan Penyembuh. Dan Tuhan adalah Tuhan yang berkuasa untuk menyembuhkan setiap segala sakit penyakit. FirmanNya cuma Ya dan Amin. Setiap janjiNya tak ada satupun yang gagal."
Ibu Yanti pun mengucap syukur dengan penuh kebahagiaan, "Saya tak henti-hentinya mengucap syukur kepada Tuhan, apa yang telah Ia lakukan kepada saya, Tuhan adalah jawaban bagi setiap masalah saya!" (Kisah ini sudah ditayangkan 16 Februari 2009 dalam program Solusi Life di O"Channel).
Sumber Kesaksian:Yanti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar