Awalnya Popry ingin melamar kerja untuk bekerja di kapal pesiar. Kantornya berada di daerah Condet. Pada saat ia bersiap-siap untuk melamar kerja, ia merasa tidak enak perasaannya, tetapi ia tetap berangkat. Pada saat pulang dari tempat ia ingin melamar kerja ia mengalami peristiwa yang tidak ia sangka-sangka yang dapat membawanya kedalam maut.
Pada saat itu ia naik bus 43. Di Pisangan Baru bus yang biasanya lewat atas ini tidak melewati jalur seperti biasanya. Jadi ia harus turun untuk menuju ke tujuannya. Pada saat ia turun, ia melihat sekelompok pelajar SMU naik ke atas bus dan membuat keributan. Mereka membawa barang-barang tajam seperti besi, rantai, dll. Mereka memukul-mukul kaca dan menendang bus tersebut.
Tanpa Popry sadari bahaya maut sedang mengincarnya. Karena ia tidak tahu apa-apa maka ia pun berjalan seperti biasa, ia melihat para pelajar turun dari bus dan berlari kearahnya. Namun ia tetap berjalan dengan santai. Tiba-tiba ia langsung diserang oleh para pelajar.Ada yang memukul, menendang baik dengan tangan kosong atau dengan besi dan kayu. Popry tidak dapat berbuat apa-apa. Ia hanya dapat menghindari dan menangkis pukulan tersebut.
Akhirnya ia dapat meloloskan diri dari para pelajar itu. Ia berlari sekencang-kencangnya tanpa melihat kiri kanan jalan lagi dan berharap dapat lolos dari para pelajar itu. Ketika ia menyebrang jalan ternyata bahaya yang lebih besar lagi sedang menantinya. Ia mendengar para pelajar itu meneriakkan maling padanta, lalu ia berpikir apa yang telah ia lakukan sampai-sampai mereka mengira dirinya maling. Lalu warga membawanya kedalam kompleks untuk dihakimi. Dengan berang para warga memukuli dan bahkan ingin membakarnya. Popry tidak dapat berbuat apa-apa, karena apapun yang ia katakan saat itu tidak ada yang mau mendengarkan.
Pada saat kritis seperti itu, Popry teringat satu nama. Ia ingat Tuhan dan meminta pertolongan dari Tuhan. Karena ia tidak dapat memintanya pada siapapun disana, tidak ada yang percaya pada Popry bahwa ia tidak bersalah. Ia terus menerus meminta pertolongan dari Tuhan, ia berdoa ditengah keputusasaannya saat itu. Ia merasa sudah ingin mati saat itu.
Tiba-tiba ditengah ketakutannya, muncul seorang bapak yang bahkan tidak dikenalnya. Pak Alamin menolong Popry dengan berkata bahwa mereka harus melepaskan Popry. Dan bila ternyata ia adalah maling, maka ia yang akan bertanggungjawab akan hal itu. Akhirnya Pak Alamin memeriksa tas Popry dan ia hanya menemukan surat-surat dan dokumen didalamnya. Akhirnya Popry lolos dari maut. Popry merasa karena ia berteriak pada Tuhan, maka Tuhan langsung mengirimkan bantuan. Karena sebelumnya tidak ada yang menolongnya sebelum itu.
Pertolongan Tuhan sangat luar biasa. Tepat pada waktunya dan tidak terlambat. Diujung maut Popry tertolong dan bebas dari maut. Ia bersyukur karena kasih Tuhan yang selalu melingkupi hidupnya sampai sekarang. Bila tidak ada Tuhan, pasti ia tidak ada sampai sekarang.
(Kisah ini sudah ditayangkan 13 April 2009 dalam acara Solusi Life di O'Channel)
Sumber Kesaksian:Popry Barus
Tidak ada komentar:
Posting Komentar